3.

Kamis, 08 Januari 2009

Rumah Idaman

Rumah Idaman


Membuat Rumah Modern yang Nyaman

Rumah berlantai dua di bilangan Cinere, Jakarta Selatan ini, sungguh terlihat berbeda dari rumah-rumah lain yang mengelilinginya. Tak sulit menemukan rumah bergaya modern ini di lingkungannya. Ya, pasangan Gilang Iskandar M.M dan Irawati Moerid ini memang sangat menyukai gaya modern. Oleh karena itu, rumah standar yang mereka beli dari pengembang dirasa kurang memuaskan. Tak pelak lagi, mereka pun segera mengubah rumah modern bergaya klasik-tropis tersebut menjadi sebuah rumah bernuansa modern.

Namun perubahan yang cukup drastis ini tak membuat Gilang dan Ira—sapaan akrab keduanya—harus merobohkan rumah, dan membangunnya kembali. Pasangan yang dikaruniani dua orang putri cantik ini, cukup mengubah polesan rumahnya saja.

Tanpa Perubahan Organisasi Ruang
Perubahan 180 derajat dari rumah asal ini, tentunya dibantu oleh seorang arsitek yang juga merupakan kenalan dekat keluarga muda ini, yaitu Ceilano Borndahl Kuropatkin, yang lebih akrab disapa Beno. Renovasi dimulai akhir tahun 2003, dan selesai satu tahun kemudian, yaitu Oktober 2004. Proses renovasi rumah ini memang memakan waktu yang cukup panjang, meski tak mengubah keseluruhan rumah. Penyebabnya adalah banyaknya pertimbangan material yang akan dipakai, dan mengakomodasi ide-ide yang muncul tiba-tiba di tengah-tengah perencanaan.

Untuk mewujudkan impian pasangan pegawai televisi swasta dan mantan petenis nasional ini, Beno membuat desain yang sangat modern. Tampak rumah disederhanakan dengan penggunaan bentuk-bentuk simetris di muka bangunan. Warna yang digunakan pun warna-warna yang bisa dibilang minimalis, yaitu hitam, abu-abu, dan putih. Ruang-ruang di dalam rumah pun diubah menjadi berpenampilan modern dan minimalis.

Namun Beno tidak mengubah secara total rumah ini. Dia tetap mempertahankan organisasi ruang yang sudah sangat sesuai dengan kegiatan penghuninya. Letak ruang-ruang yang sudah ada tetap dipertahankan, termasuk tangga ke lantai dua yang terletak di bagian tengah ruangan. Semua ruangan tadi hanya dipoles ulang dengan gaya modern, sehingga menjadi ruangan yang benar-benar terasa berbeda dengan sebelumnya.

Penambahan ruang-ruang yang dirasa perlu tetap diadakan, agar semua kegiatan keluarga benar-benar terwadahi dengan baik. Misalnya ruang servis, tangga servis, dan ruang makan yang sengaja diletakkan di teras belakang dengan dinding pembatas berupa kaca. Ini bertujuan untuk memberi view yang menarik—yaitu kolam renang—bagi ruang makan. Dinding kaca juga bertujuan untuk menyatukan ruang makan dan teras, sehingga acara makan serasa berada di luar rumah, karena pembatas yang transparan tadi.

Perluas Teras dan Balkon
Salah satu kegiatan yang paling menonjol dan sering dilakukan keluarga ini adalah mengadakan pesta. Untuk mewadahi kegiatan ini, Beno mengakalinya dengan membuat teras yang luas di belakang rumah, di tepi kolam renang. Bila ruangan untuk pesta tersebut masih tidak mencukupi, Beno sudah menyiapkan cadangannya, yaitu balkon di depan ruang tidur utama di lantai dua.

Balkon ini memang sengaja dibuat besar, sehingga bisa menampung limpahan tamu dari lantai satu. Agar tidak mengganggu privasi kamar tidur utama, dibuat juga tangga ke balkon dari arah kolam renang. Dengan begitu balkon bisa langsung diakses dari kolam renang tanpa harus melewati kamar tidur utama.(lia)Sumber: Kompas


Gaya rumah minimalis yang saat ini berkembang pesat memiliki kekhasan tersendiri dalam tampilan muka bangunannya. Seringkali, rumah-rumah minimalis menggunakan batuan, permainan unsur garis dan bidang, serta pewarnaan yang cenderung lebih berani daripada gaya arsitektur Mediterania maupun klasik. Perumahan-perumahan banyak menggunakan gaya minimalis ini sebagai gaya rumah andalan saat ini. Sepertinya masyarakat sedang sangat menggandrungi gaya ini. Gaya ini memang sebuah retro, hal yang akan kembali dari waktu-ke waktu.
Permainan pada permukaan dinding merupakan hal yang biasa dalam gaya arsitektur minimalis, karena kekuatan utama dalam desain modern minimalis biasanya terletak pada gubahan geometri dan penggunaan material. Hal ini semacam membuat ‘lukisan’ bergaya kubisme dan mengisi relung-relung bidang kubus dengan warna dan bahan yang berbeda.
Gaya minimalis di Indonesia sebenarnya telah mengalami perkembangan yang cukup berbeda daripada yang telah dipahami secara internasional sebagai ‘minimalisme’. Gaya yang sesungguhnya pada minimalisme memiliki prinsip ‘less is more’ yang menggebu-gebu. Prinsip arsitektur modern minimalis ini sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur ‘form follow function’ atau bentuk mengikuti fungsi. Karena itu bentuk-bentuk yang tidak perlu dihilangkan. Namun di Indonesia, kita mendapati ornamentasi atau hiasan-hiasan masih banyak digunakan, dan minimalisme telah menjadi sebuah gaya arsitektur yang berdiri sendiri, kadang-kadang ‘gaya minimalis’ dianggap sebagai istilah pengganti untuk ‘gaya arsitektur modern’. Hal ini bisa dipahami, karena kebudayaan Indonesia yang sarat dengan ornamentasi atau hiasan.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template